Rabu, 25 Desember 2019

Khutbah Gerhana Matahari Cincin 2019

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْــمَلِكِ الْحَقِّ الْــمُبِيْن، اَلَّذِي أَرْسَلَ آيَاتِهِ عِبْرَةً لِلْمُعْتَبِرِيْن، وَأَظْهَرَ شَيْئًا مِنْ قُدْرَتِهِ هِدَايَةً لِلْمُهْتَدِيْن. فَسُبْحَانَهُ مِنْ رَبٍّ عَظِيْم، مَالِكِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ بِغَيْرِ قَرِيْن، وَمُجْرِي السَّحَابِ وَالرِّيَاحِ بِغَيْرِ مُعِيْن.
وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه إِلَهُ اْلأَوَّلِيْن وَالْآخِرِين، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمّداً عَبدُهُ ورَسُولُهُ الْــمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَــــمِيْن، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّين.
فَقَدْ قَالَ عَزَّ وَجَلَّ: “وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ.”
Jama’ah shalat kusuf yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala…
Pada hari ini, pada detik ini, kita berkumpul di tempat yang mulia dan dimuliakan Allah ini, dengan hati yang penuh keikhlasan, dengan jiwa yang penuh pengharapan, dan dengan semangat yang membuncah di dalam dada kita, hanya untuk mengagungkan kebesaran Allah subhanahu wataala, serta menyaksikan salah satu dari tanda kekuasaan dan keagungan-Nya.
Kita disini merasakan kebahagiaan yang tiada tara, karena Allah membukakan hati kita untuk melaksanakan salah satu dari sunnah Rasul-Nya, untuk menjadi bagian dari jutaan umat Islam lain yang ingin menjadikan momen yang jarang terjadi ini, dalam rangka taqarrub ilallah, mendekatkan diri kepada Allah subhanahu watala.
Kita menyadari bahwa ini adalah peristiwa alam yang jarang terjadi. Tapi kita juga menyakini bahwa Allah mensyariatkan sesuatu yang lain, yang lebih dari sekedar kagum dengan keunikan peristiwa ini. Kita tidak ingin seperti kebanyakan orang, yang sanggup mengeluarkan uang yang banyak dan bepergian ke tempat yang jauh, hanya agar bisa melihat gerhana matahari yang tidak terjadi di tempat tinggalnya. Sungguh rugi orang yang hanya melihat peristiwa ini sebagai hal langka yang menarik, tapi tidak menyadari bahwa Allah ingin dia bersujud kepada-Nya pada saat peristiwa itu terjadi. Sungguh rugi orang yang pada detik ini pergi ke tempat-tempat yang strategis untuk bisa menyaksikannya dari sudut yang paling ideal, membeli peralatan yang mahal dan menyiapkannya selama berhari-hari, tapi melewatkan waktu yang sangat berharga ini untuk berdzikir dan memuji keagungan Allah Dzat Yang Maha Suci.
Sungguh kita berharap, semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang disebut-Nya dalam Surat Ali Imran, dalam firman-Nya:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ، وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا، سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S Ali Imran: 191)
Jama’ah shalat kusuf yang dirahmati Allah…
Gerhana matahari adalah ayat kauniyyah untuk menunjukkan kebesaran Allah. Dan dalam setiap ayat yang Allah turunkan, -baik itu ayat qur’aniyyah yang berupa untaian kata yang kita baca dalam al-Qur’an, maupun ayat kauniyyah yang kita saksikan dalam keindahan alam-, Allah menginginkan kita mentadabburinya dan mengambil ibrah serta pelajaran. Maka apakah kiranya ibrah dari peristiwa gerhana matahari ini?
Yang pertama; Allah ingin menunjukkan keagungan serta kekuasaan-Nya yang tidak terbatas. Bayangkanlah bahwa matahari, bulan, bumi dan benda-benda langit yang berjumlah miliaran, semuanya ada dalam genggamannya. Semua ada dalam keteraturan yang ia ciptakan. Dan lebih dari semua itu, semuanya tunduk, bersujud, dan memuji nama-Nya yang mulia. Allah berfirman:
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan manusia tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.(Q.S az-Zumar: 67) .
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia tidak mampu mengagungkan Allah dengan semestinya padahal bumi yang mereka diami ada pada genggaman Allah , bumi berputar pada porosnya diantara dua kutub , kutub utara dan kutub selatan , dan bintang-bintang berjalan dimasing-masing falaknya,  matahari pun berjalan pada falaknya yang khusus buat matahari , dan buruj serta manzilahnya menjadi wawasan dalam perjalanan matahari dan bulan dengan teratur sedemikian indahnya namun pada satu sa’at ditiupnya sengsakala maka langit akan digulung semua bendanya akan berantakan dan matahari , bulan akan menyatu lagi dengan bumi menjadi alam baru yaitu alam akhirat yang membentang luar biasa besarnya alam akhirat itu bumi akhirat menjadi dua tempat yaitu surga dan neraka semua ada dibawah Arasy dan kursi Alla subhanahu Wata’ala . Manusia dan jin akan disidang di alam mahsyar dan diadili apa yang diperbuatnya ketika hidup di alam dunia jika di pengadilan Allah selamat maka akan masuk surga dan jika bersalah akan dimasukkan ke neraka .
Allah juga berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ
 “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?…”(Q.S al-Hajj: 18).
Dengan melihat peristiwa gerhana matahari, kita semakin menyadari betapa banyak manusia yang sombong dan ingkar. Juga betapa kecil dan hinanya mereka. Jika benda-benda langit yang besarnya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, semuanya tunduk dan bersujud kepada Allah Sang Maha Pencipta, lalu mengapakah manusia yang diciptakan dari setetes nuthfah begitu angkuh dan jumawa, sehingga melalaikan shalat dan ibadah-ibadah lainnya dengan tanpa rasa berdosa? Bukankah ibadah adalah wujud penghambaan manusia kepada Tuhan yang tidak pernah putus mengkaruniakan kenikmatan kepadanya?
Yang kedua; Allah ingin melihat manakah hamba yang taat dengan mengikuti sunnah Rasul, dan manakah hamba yang hanya mencari kesenangan dan kepuasan hatinya. Jika pada hari ini kita melaksanakan sunnah-sunnah yang diajarkan oleh Rasullah, berarti kita adalah pengikut Nabi yang sebenarnya. Namun jika dalam peristiwa ini kita hanya sibuk mencari sudut yang paling ideal untuk bisa melihat gerhana matahari, berarti kita hanya ingin mencari kepuasan diri.
Dan ketahuilah, bahwa diantara syarat utama untuk bisa masuk surga adalah taat dan mengikuti sunnah-sunnah Nabi. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
.كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
 “Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para shahabat bertanya: “Siapakah wahai Rasulullah orang yang enggan masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Orang yang taat kepadaku akan masuk surga, sedangkan orang yang tidak taat kepadaku berarti ia enggan masuk surga.” (H.R. al-Bukhari)
Maka hendaknya kita selalu bertanya kepada diri kita, dalam setiap kejadian yang dan peristiwa, apakah kiranya sunnah yang Rasulullah ajarkan dalam kondisi tersebut? Apakah sikap dan perilaku yang kita ambil, sudah sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam? Dan adakah kiranya kita akan dipertemukan dengan Baginda Rasulullah di akhirat sana, dan berjalan di dalam rombongannya untuk masuk surga Allah subhanahu wataala karena kita menghidupkan sunnah-sunnahnya, ataukah kita berada di rombongan orang-orang yang ingkar dan dijauhkan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam?
Dengan ibadah shalah gerhana yang kita lakukan ini, kita berdoa semoga Allah mengumpulkan kita bersama Baginda Nabi Muhammad, para shahabat, dan orang-orang yang menghidupkan sunnah-sunnahnya. Rasulullah bersabda:
وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ
“Barang siapa menghidupkan sunnahku, berarti ia mencintaiku. Dan barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.” (H.R at-Tirmidzi)
Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil dari peristiwa gerhana matahari ini adalah: menambah kecintaan kita kepada Allah. Dengan melaksanakan shalat gerhana ini, Insyallah pada hari ini kita semakin cinta kepada Allah. Cinta yang dilandasi rasa kekaguman atas kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Atas keteraturan alam yang Ia ciptakan tanpa cacat dan cela. Cinta yang dilandasi ketakutan kepada Zat Maha Agung, yang mampu menimpakan bencana kepada siapa saja yang ingkar dalam sekejap mata. Cinta yang dilandasi keinginan untuk menjadi hamba yang selalu dilihat berada bersama orang-orang yang bersegera melakukan kebaikan, yang menjadikan setiap detik kehidupannya sebagai aktifitas ibadah kepada Allah subhanahu wataala. Dalam setiap lembar kehidupan yang kita lalui dan dalam setiap peristiwa besar yang kita kagumi. Karena kita telah mengikrarkan dengan  sepenuh keyakinan, bahwa shalat kita, ibadah kita, hidup dan mati kita, semuanya kita persembahkan untuk Allah subhahanahu wa ta’ala:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ # لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
 “Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Q.S. an-An’am: 162).
Alangkah indahnya perasaan cinta kepada Zat Maha Mencintai atau Al-Wadud. Cinta kepada Allah adalah seagung-agungnya cinta. Dan orang yang belum merasakan mencintai Allah dengan sebenarnya, maka berarti ia belum merasakan manisnya keimanan. Rasulullah bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ، أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
 “Tiga hal yang apabila terdapat dalam diri seorang mukmin, maka ia telah merasakan manisnya keimanan. Yang pertama: mencintai Allah dan Rasulnya lebih dari cintanya kepada segala hal selain keduanya. Yang kedua: mencintai seseorang hanya karena Allah subhanahu watala. Dan yang ketiga: ia membenci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).
Yang keempat; Untuk menguji manusia, apakah diantara mereka masih ada yang  menimbun sisa-sisa ke-jahiliyyah-an dalam hatinya, sehingga mempercayai hal-hal yang mistis dan mengaitkannya dengan gerhana matahari. Jauh-jauh hari Rasulullah sudah mengingatkan kepada kita, bahwa gerhana matahari tidak terjadi karena kematian atau kelahiran orang yang agung. Gerhana adalah murni tanda kekuasaan Allah untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Maka tidak sepantasnya, sebuah peristiwa yang Allah jadikan sebagai bukti keagungan-Nya, justru kita kaitkan dengan kekuatan-kekuatan mistik yang tidak jelas dasar logika dan penalarannya.
Dahulu beberapa orang shahabatpun pernah melakukan kesalahan tersebut. Ketika putra Nabi Muhammad yang bernama Ibrahim meninggal di usia 18 bulan, dan berbarengan dengan peristiwa gerhana matahari, sebagian kaum muslimin menyangka bahwa gerhana matahari terjadi karena meninggalnya putra Nabi tersebut. Rasulullah pun segera berkhutbah dan menjelaskan bahwa kepercayaan itu tidak benar. Rasulullah bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ
 “Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat dan berdo’alah” (HR. Bukhari).
Dalam sebagian masyarakat kita juga pasti terdapat berbagai kepercayaan-kepercayaan mistis yang dihubung-hubungkan dengan gerhana matahari. Maka marilah kita kikis habis semua kepercayaan thakayyul dan khurafat yang tidak ada dasarnya dalam agama Islam. Mari kita bebaskan pemikiran kaum muslimin dari residu peradaban lampau yang sudah tidak sesuai dengan zaman kekinian. Sudah bukan zamannya lagi kita percaya kepada hal-hal mistis yang merusak pikiran dan melemahkan hati. Sumber kekuatan kita adalah Allah dan hanya Allahlah yang mampu menguatkan kita.
أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا
 “Apakah mereka mencari kekuatan dari mereka? Sesungguhnya semua kekuatan hanyalah kepunyaan Allah semata.”(Q.S. an-Nisa: 139).
Jama’ah shalat kusuf yang dirahmati Allah…
Hal yang terakhir yang bisa kita ambil pelajaran dari peristiwa gerhana ini adalah: menjadikannya sebagai moment untuk bertaubat dan meminta ampun sebanyak-banyaknya kepada Allah.
Kita adalah makhluk yang selalu berbuat salah dan melakukan dosa. Sudah tidak terhitung dosa yang kita lakukan. Seandainya dosa itu berbau busuk, pastilah tidak ada satu orangpun yang mau mendekati kita, begitu ungkapan salah seorang ulama salaf. Maka solusi dari dosa yang kita lakukan adalah melakukan taubat dan meminta ampun kepada Allah.
Rasulullah telah menegaskan bahwa moment gerhana matahari adalah saat yang tepat untuk berdoa kepada Allah.  Maka ia menyuruh kita untuk memperbanyak dzikir dan doa. Rasulullah bersabda:
إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
“Sesungguhnya tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya ini bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun kepada Allah.” (HR. Muslim).
Dan tidak mungkin Rasulullah menyuruh melakukan sesuatu tanpa alasan. Maka ini menunjukkan bahwa berdoa pada waktu gerhana akan di-ijabah oleh Allah subhanahu wataala jika dilakukan dengan melaksanakan syarat-syaratnya.
Maka, marilah kita menengadahkan tangan kepada Allah. Bersamaan dengan peristiwa alam yang jarang terjadi ini, mari kita merendahkan diri di depan Allah subhanahu wataala. Memohon seluas-luasnya ampunan untuk semua dosa kita. Berharap bahwa shalat gerhana yang kita lakukan ini diterima-Nya. Dan meminta agar kita selalu diberikan taufik dan hidayah agar selalu menjadi hamba-Nya yang taat, ikhlas, dan berguna untuk agama-Nya.
Marilah kita harapkan hati kita kepada Allah untuk munajat dan istighotsah berdo’a kehadirat Allah subhanahu Wa Ta’ala.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَ لِكَ اْلكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِك
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا، وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَه، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَه، وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَه، وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ، وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
اللَّهُمَّ يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ، صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى دِيْنِك، اللَّهُمَّ يَا مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ، صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
.وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن
(AK/Ais/P2)

Jumat, 06 Desember 2019

PKP PAUD


LAPORAN
PEMANTAPAN  KEMAMPUAN  PROFESIONAL
(  P  K  P  )





PENINGKATAN KETERAMPILAN MELIPAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ORIGAMI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK A  RA MUSLIMAT PEKALONGAN  KECAMATAN TAMBAK





Oleh :
FARIDAH YUSUF
NIM. 816 325 623







UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
POKJAR S 1 PGPAUD KABUPATEN GRESIK
2012


 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

       Bermain, bermain dan bermain adalah ciri khas belajar anak usia TK yang juga merupakan ciri aktivitas anak TK. Hampir seluruh kegiatan mereka melibatkan unsur bermain. Bermain bagi anak TK merupakancara mereka belajar tentang banyak hal. Misalnya belajar memanfaatkan perangkat fisik sendiri, belajar mengenal arti berkawan, belajar berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya, serta belajar berprilaku terkendali sesuai dengan aturan yang berlaku. Oleh karena itu pembelajaran di TK mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain (Masitoh:2008).
Macam-macam metode pengajaran di antaranya adalah metode melipat kertas, permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain peran,  karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan pemanasan atau apersepsi.
Masitoh, dkk (2008) juga menegaskan bahwa pembelajaran  yang paling efektif untuk anak usi TK adalah melalui suatu kegiatan yang konkret dengan pendekatan yang berorientasi bermain. Bermain dibutuhkan anak untuk perkembangan berfikirnya. Tetapi permainan yang dilakukan anak membutuhkan sebuah contoh atau demonstrasi terlebih dahulu karena anak pada usia TK menurut Piaget berada pada tahap praoperasional, jadi membutuhkan pemberian contoh.
Metode demonstrasi  mempunyai tujuan anak mengerti apa yang dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya, dan anak suka melakukan apa yang dicontohkan orang lain.
1
 
Metode demonstrasi melipat  mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat berbagai bentuk menurut imajinasi anak, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang di kelas.
Metode bermain peran mempunyai tujuan melatih daya tangkap, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan menciptakan suasana senang.
Metode karya wisata mempunyai tujuan mengenal lingkungan secara langsung membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaharaan bahasa.
Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode demonstrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan atau apersepsi masing-masing tentu mempunyai tujuan khusus.
Metode-metode tersebut adalah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah ditentukan melenceng atau tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan metode demonstrasi dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan  disampaikan oleh pengajar atau guru.
Usia 3-7 tahun adalah usia pada saat anak sangat membutuhkan pembinaan serta bimbingan dalam mengembangkan segala potensi yang ada. Salah satu potensi tersebut adalah keterampilan yang dikembangkan melalui permainan motorik halus dengan berbagai media dan teknik kegiatan. Kegiatan melipat kertas merupakan salah satu pengembangan motorik halus yang membutuhkan ketelitian, keterampilan dan pengembangan seni.
Jika dilihat di lapangan, kemampuan siswa dalam keterampilan melipat   masih sangat rendah. Hal itu dapat ditemukan pada siswa RA Muslimat Pekalongan Kelompok A. Berdasarkan observasi peneliti memperoleh informasi bahwa rendahnya siswa dalam  melipat  disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu minat siswa yang rendah dalam pembelajaran keterampilan kertas, dan perilaku guru sekaligus peneliti membosankan dalam mengajar keterampilan melipat kertas atau .
Berdasarkan data yang diperoleh di RA Muslimat Pekalongan  Kecamatan Tambak Kelompok A, nilai rata-rata siswa keterampilan melipat    memperoleh bintang dua. Sedangkan bintang dua tidak sesuai dengan indikator keberhasilan karena nilai rata-rata siswa harus mencapai rata-rata bintang tiga.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mencermati kondisi kegiatan peningkatan keterampilan motorik halus terutama keterampilan melipat di Taman Kanak-Kanak yang berlangsung sebagaimana digambarkan di atas, perlu dilakukan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Dengan serangkaian tindakan itu diharapkan dapat mengubah suasana pembelajaran ke arah pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan. Hal itu dapat dicapai dengan melalui pembelajaran menggunakan origami dengan berbagai bentuk. Origami dalah penyajian visual 2 dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar, yang berisi unsur kehidupan sehari-hari tentang manusia benda-benda, binatang, peristiwa, tempat dan sebagainya (Taufik Rachmat, 1994).
Kegitan ini juga merupakan salah satu media untuk membantu melenturkan otot motorik halus, daya pikir, perasaan sensitif, dan keterampilan yang tingkat kesulitannya dapat disesuaikan dengan usia anak.
Oleh karena itu penulis sekaligus peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Melipat dengan Menggunakan Media Origami melalui Metode Demonstrasi pada Kelompok A  RA Muslimat Pekalongan  Kecamatan Tambak.

B. Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah strategi metode demonstrasi pembelajaran keterampilan melipat dengan menggunakan media origami di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak kelompok A?
2.      Adakah peningkatan kemampuan melipat origami dengan menggunakan metode demosntrasi pada anak kelompok A RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak?
3.      Adakah perubahan minat belajar anak kelompok A di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak dalam pembelajaran keterampilan melipat origami?

C. Tujuan Perbaikan

1.      Untuk mengetahui strategi pembelajaran keterampilan melipat menggunakan metode demonstrasi pada anak kelompok A RA Muslimat Pekalongan.
2.      Untuk mengetahui kemampuan anak melipat origami dengan menggunakan metode demonstrasi anak TK kelompok A di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak.
3.      Untuk mengetahui sejauh mana metode demonstrasi dapat meningkatkan minat anak TK kelompok A di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak dalam pembelajaran keterampilan melipat.

D. Manfaat Perbaikan

Sedangkan manfaat Perbaikan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1)      Bagi peserta didik
Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat khususnya yang bermasalah dalam kemampuan motorik halus yaitu keterampilan melipat.
2)      Bagi Guru
Hasil penelitian ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam mengefektifkan pembelajaran melipat sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk lebih menunjang penguasaan materi yang disampaikan, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3)      Bagi Sekolah
Hasil Penelitian ini akan memberikan sumbangan  yang baik bagi sekolah itu sendiri maupun sekolah lain dalam rangka perbaikan pembelajaran.
4)      Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga sekaligus dapat menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan profesionalisme yang bersangkutpaut  dengan metode pembelajaran di sekolah.


BAB II

 
KAJIAN TEORITIS


A.    Konsepsi Metode Demonstrasi

1.      Pengertian Metode Demonstrasi

Demonstrasi adalah strategi pembelajaran yang dilaksanak dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya sesuatu, dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan. Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam penyampaian keterampilan melipat menggunakan origami.
“Metode adalah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.” (Surahman, 1978: 121).  Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan;  2 perihal mengajar;  segala  sesuatu  mengenai  mengajar.” (Tim. 1996: 13). Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang bersifat umum dan luas dalam melakukan proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.
Demonstrasi digunakan untuk menggambarkan pengajaran, dan pemberian petunjuk kepada anak tentang apa yang harus dilakukan di awal, saat kegiatan inti dan kegaitan akhir kegiatan demonstrasi. Yang perlu diperhatikan guru ketika mendemonstrasikan sesuatu, adalah ia harus melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan anak didiknya.
15
 
Demonstrasi memadukan strategi umum pembelajaran “o it signal, modellin, dan menceritakan-menjelaskan-menginformasikan”. Menurut Kostelnik (1999), ada tiga langkah strategi demonstrasi, yaitu (a) meminta perhatian anak, (b) menunjukkan sesuatu pada anak, (c) meminta tanggapan atau respon anak terhadap apa yang mereka lihat. Respon yang diperlihatkan anak dapat berupa kata-kata atau tindakan yang ditunjukkan sesuai petunjuk guru.
Strategi pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.
1)      Melalui demonstrasi, anak-anak akan memperoleh penjelasan yang lebih menarik, lebih menantang tentang caranya mengerjakan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu daripada hanya mendengar penjelasan guru.
2)      Metode demonstrasi dapat meningkatkan dayapikir anak dalam kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen atau berfikir induktif, dan berfikir evaluatif (Moeslihatu, 1995).

2. Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:
Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karena sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di Demonstrasikan. Dan adapun sebaiknya dalam Mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu Mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru diikuti oleh siswanya yang sesuai dengan petunjuk.
Adapun dalam metode demonstran ini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini.

a.       Kelebihan metode demonstrasi adalah:
Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar. Dapat menambah pengalaman anak didik, bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan, dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan kongkrit, dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung.
b.      Kelemahan metode demonstrasi adalah:
Memerlukan waktu yang cukup banyak, Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien, Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya, Memerlukan tenaga yang tidak sedikit, Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.
3. Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah
Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang di harapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir, menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan, Memperhitungkan waktu yang di butuhkan, Selama demonstrasi berlangsung guru harus intropeksi diri apakah:
Ø  Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa
Ø  Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
Ø  Siswa di sarankan membuat catatan yang dianggap perlu
Ø  Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
b.  Pelaksanaannya:
Hal-hal yang mesti di lakukan adalah:
Ø Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
Ø Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
Ø Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran
Ø Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
Ø Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
Ø Menghindari ketegangan

6. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi tersebut adalah:
Ø Rumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa.
Ø Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan.
Ø Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai.
Ø Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya. (Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007)

B. Keterampilan Melipat Origami

Pada dasarnya manusia adalah makhluk bermain. Karena setiap saat orang akan memperlakukan setiap kondisi untuk bermain. Dalam bermain terdapat peristiwa imajinasi, merasakan, berfikir dan mencipta. Aktivitas bermain merupakan modal dasar untuk melatih imajinasi, perasaan, berfikir dan kemampuan keterampilan.
Kegiatan melipat origami bagi anak usia dini sangat digemari, karena kegiatan ini seperti kegiatan bermain, tetapi memiliki makna bagi anak. Kagiatan ini akan dapat melatih kemampuan motorik halus, kognitif, psikomotorik, dan afektif anak. Motorik halus anak ini akan menjadi dasar kemampuan yang sensitif anak terhadap gejala-gejala yang meliputi kehidupan anak baik masa anak maupun setelah dewasa yang berkaitan dengan ketelitian berkarya (Hajar Pamadi, 2010).
Di Jepang kegiatan melipat kertas sangat terkenal karena perkembangan kreativitasnya sangat cepat. Seni melipat di Jepang dikenal dengan istilah Origami. Teknik dalam kegiatan melipat merupakan kegiatan tersendiri dari kegaitan 3M (mewarna, menggunting, menempel). Walaupun masih pada keterampilan bagaimana mengolah kertas menjadi karya seni rupa, tetapi membutuhkan daya cipta yang lebih sulit. Kertas yang memiliki sifat dua dimensi kemudian tidak jarang diubah menjadi karya seni rupa tiga dimensi, yaitu dijadikan bentuk-bentuk kapal, burung, kucing, bunga, kupu-kupu, rumah dan lain-lain (Hajar Pamadi, 2010).
Teknik melipat pada kegiatan ini sebaiknya dipandu oleh dua orang pendidik, satu orang pendidik mengajak kepada anak untuk melipat kertas dengan langkah satu persatu secara keseluruhan, sedangkan pendidik lainnya membimbing anak satu-persatu dengan cara ikut bekerja dengan anak bagaimana melipatnya sambil ikut memegangi. Setiap anak memegangi kertas masing-masing satu lembar. Langkah demi langkah sambil dibantu pendidik melipat kertas sesuai dengan peragaan pendidik di depan kelas.
Agar lipatan tidak mudah lepas atau tidak sulit membentuk maka setelah dilipat agar ditekan sampai kertas patah pada lipatan, yaitu kertas terlipat kemudian ditekan di atas meja menggunakan ujung gunting atau kuku pada jempol sambil ditarik ke belakang. Seperti anda ketahui bahwa lipatan kertas tidak cukup sekali dilipat akan tetapi berkali-kali dilipat dan banyak lipatan sehingga terbentuk sesuai dengan yang diinginkan. Kertas yang digunakan sebaiknya kertas yang mempunyai sifat keras walau kertas tersebut tipis, karena apabila kertas itu keras akan mudah dipatahkan dan setelah patah tidak mudah kembali seperti semula. Kertas yang dapat dipakai antara lain kertas manila, kertas karton, kertas sampul.
Usia 3-7 tahun adalah usia pada saat anak sangat membutuhkan pembinaan serta bimbingan dalam mengembangkan segala potensi yang ada. Salah satu potensi tersebut adalah keterampilan yang dikembangkan melalui permainan motorik halus dengan berbagai media dan teknik kegiatan. Kegiatan melipat kertas merupakan salah satu pengembangan motorik halus yang membutuhkan ketelitian, keterampilan dan pengembangan seni (Hajar Pamadhi, 2010).

C. Perkembangan Fisik Motorik

       Ketika anak mencapai tahapan usia 3-6 tahun, terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang dimiliki. Kalau anda perhatikan, pada usia anak TK telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai jenis keterampilan. Dengan bertambahnya usia perbandingan antara bagian tubuh berubah.selain itu, letak gravitasi semakin berada di bagian bawah tubuh sehingga keseimbangan ada pada tungkai bagian bawah (Masitoh, dkk. 2008).
       Pada umunya anak usia TK sangat aktif. Mereka memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Meskipun demikian mereka memerlukan istirahat yang cukup. Otot-otot besar lebih berkembang dari pada kontrol terhadap tangan dan kaki, sehingga mereka belum bisa melakukan kegiatan yang rumit.
       Masa kecil sering disebut sebagai saat ideal untuk mempelajari keterampilan motorik, dengan alasan berikut:
1.      Tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh orang dewasa sehingga anak mudah menguasai keterampilan motorik.
2.      Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan baru dengan lebih muda.
3.      Secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang setelah besar. Oleh karena itu mereka berani mencoba sesuatu yang baru. Hal yang demikian menimbulkan motivasi yang diperlukan untuk belajar.
4.      Tidak seperti orang dewasa, anak-anak menyukai pengulangan, sehingga mereka bersedia mengulangi tindakan hingga otot terlatih untuk melakukan secara efektif.
5.      Anak memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempelajari keterampilan motorik.
Untuk meningkatkan kreativitas anak, strategi yang dapat dipertimbangkan oleh guru adalah strategi yang dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan mengembangkan imajinasi anak, mampu mencari dan menemukan jawaban dan menemukan hubungan-hubungan baru.
Sedangkan untuk mengembangkan motorik, guru dapat menggunakan strategi yang memungkinkan anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani yang menantang bagi anak tetapi tidak membahayakan, karena kemampuan terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus (Masitoh, dkk. 2008).




BAB III

 
PELAKSANAAN PERBAIKAN


A.    Subyek Penelitian
2.      Subjek Penelitian dan Karakteristik
a.      Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian menggunakan metode populasi yaitu seluruh siswa Kelompok A RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik semester II tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 20 anak. Alasan pemilihan Kelompok A adalah kelas tersebut memiliki permasalahan mengenai kemampuan melipat kertas.
Adapun nama-nama siswa kelompok A RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak yang menjadi subyek penelitian adalah sebagai berikut:
No
Nama Siswa
Keterangan
1.                   
Ahmad Zainullah
L
2.                   
Aldy Hakim Purnama
L
3.                   
Amirul Akram
L
4.                   
Amirul Firdaus
L
5.                   
Andi Saifuddin
L
6.                   
Anisah
P
7.
Badrus Zaini
L
8
Dimas Andrian
L
9
Fathurrahman
L
10
Fatimatus Zahra
P
11
Fajrul Falah
L
12
Irfan Rifki
L
13
Manisah
P
14
Moh. Ghalib
L
15
Moh. Nazril Afrozi
L
16
Rohul Ajib Dinaka
L
17
Siti Nur Laila
P
18
Syafiqatul Ummah
P
19
Syakira Nail Faikah
P
20
Zaidul Khair
L
12
 

b.      Karakteristik
Karakteristik dari siswa Taman Kanak-Kanak adalah sebagai berikut :
1. Hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga suasana kelas kurang hidup.
2.  Siswanya cenderung pendiam dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa masih mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan dan memberikan tanggapan terhadap perintah guru.
3. Anak usia TK kelompok A utamanya dalam melakukan kegiatan masih sangat tergantung kepada orang lain.

3.      Tempat dan Waktu Penelitian
a.      Tempat penelitian
            Tempat penelitian adalah suatu tempat atau lokasi dimana penelitian dilakukan. Penentuan tempat penelitian menggunakan metode purposive yaitu pemilihan tempat penelitian ditentukan secara sengaja oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak Khususnya Kelompok A. Pertimbangan yang mendasari peneliti memilih tempat penelitian tersebut karena di sekolah tersebut peneliti menjadi guru dan mengalami langsung masalah yang terjadi di kelas tersebut terutama dalam pembiasaan diri dalam hidup mandiri. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunakan kertas origami   untuk meningkatkan kemampuan melipat kertas  Anak TK.

b.      Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2011/2012. Adapun waktu pelaksanaan sebagai berikut :
a. Siklus I, dilaksanakan pada 30 April – 04 Mei 2012
b. Siklus II, dilaksanakan pada 07 Mei – 11 Mei 2012  



B.     Deskripsi per Siklus
1.                      Siklus I
a.    Rencana Tindakan Satu Siklus
Siklus               : Pertama
Kelompok        : A
Tema                : Alam Semesta
Sub tema         : Melipat Kertas secara sederhana
Waktu              : 30 April – 04 Mei 2012
1)      Tujuan Perbaikan
Meningkatakan keterampilan melipat dengan menggunakan media origami melalui metode demonstrasi pada kelompok A RA Muslimat Pekalongan Kec. Tambak.
2)      Identifikasi Masalah
a)        Hasil belajar anak yang tidak sesuai dengan harapan guru, karena dari 20 anak hanya 5 siswa atau 25% siswa yang mampu melipat kertas menggunakan media origami
b)        Strategi belajar yang membosankan
c)        Media yang digunakan guru kurang menarik
d)       Metode yang digunakan guru terkesan monoton
3)      Analisis Masalah
Dari keempat masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan diselesaikan adalah kurangnya kemampuan anak dalam melipat kertas secara sederhana. Oleh karena itu guru akan menggunakan metode pemberian tugas dan demonstrasi melalui berbagai macam pengembangan motorik halus.
4)      Perumusan masalah
a)    Bagaimanakah strategi metode demonstrasi pembelajaran keterampilan melipat dengan menggunakan media origami di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak kelompok A?
b)   Adakah peningkatan kemampuan melipat origami dengan menggunakan metode demosntrasi pada anak kelompok A RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak?
c)    Adakah perubahan minat belajar anak kelompok A di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak dalam pembelajaran keterampilan melipat origami?
v  Rencana Kegiatan 5 Hari pada Siklus I
No.
Pembukaan
Inti
Penutup
I
1.      Mengucapkan salam
2.      Berdo’a bersama
3.      Bernyanyi bersama lagu “Burung Kakak Tua”
4.      Bercerita tentang alam pada saat malam hari
1.  Mewarnai merah pada gambar bulan dan bintang yang berukuran besar
2.  Mewarnai kuning pada gambar bulan dan bintang yang berukuran kecil
3.  Mengklasifikasikan benda yang mempunyai bentuk, warna dan ukuran
4.  Melipat kertas origami dengan metode demonstrasi

1.  Tanya jawab tentang alam pada malam hari
2.  Berdo’a bersama
3.  Bernyanyi good bye my friends
4.  Mengucap salam
II
1.      Mengucapkan salam
2.      Membaca do’a sebelum melaksanakan kegiatan
3.      Membaca do’a kedua orang tua, sesudah dan sebelum makan
4.      Bernyanyi bersama lagu “Bintang Kecil”
1.  Menempelkan gambar bintang di  papan planel dan mewarnai
2.  Melipat bentuk bintang dengan kertas origami
3.  Mengelompokkan gambar dengan warna sama
4.  Menyebutkan benda yang kata awalnya sama
1.      Mengevaluasi hasil melipat gambar bintang
2.      Berdo’a bersama
3.      Bernyanyi good bye my friends
4.      Mengucap salam
III
1.      Berbaris di depan kelas
2.      Guru mengabsen siswa
3.      Masuk kelas sambil bersalaman
4.      Berdo’a bersama
5.      Bernyanyi bersama lagu “Burung Kakak Tua”
6.      Bercerita tentang alam  pada saat malam hari

1.  Melukis bebas dengan crayon
2.  Membuat bentuk wajan dari plastisin
3.  Menirukan kata yang diucapkan guru
4.  Mengelompokkan benda menurut bentuknya
5.  Melipat bentuk layang-layang

1.      Membuat bentuk dari plastisin
2.      Berdo’a bersama
3.      Bernyanyi “pulang sekolah”
4.      Mengucap salam
IV
1.      Mengucapkan salam
2.      Berdo’a bersama
3.      Bernyanyi bersama lagu “Sholawat Nariyah”
4.      Melakukan  permainan sederhana

1.  Membuat bentuk lingkaran  ukuran kecil dan besar dari kertas karton
2.  Menggambar sesuka hati berbagai media di dalam bentuk lingkaran
3.  Menjelaskan gambar yang dibuat
4.  Membuat keterampilan melipat kertas bentuk pesawat
1.      Membentuk pesawat dan layang-layang dari kertas origami
2.      Bernyanyi Sayonara
3.      Berdo’a bersama
4.      Mengucap salam
V
1.      Mengucapkan salam
2.      Berdo’a bersama
3.      Bernyanyi bersama lagu “Sholawat Nariyah”
4.      Melakukan permainan
1.  Membuat bentuk lingkaran  ukuran kecil dan besar dari kertas karton
2.  Menggambar sesuka hati berbagai media di dalam bentuk lingkaran
3.  Menjelaskan gambar yang dibuat
4.  Membuat bentuk bintang menggunakan plastisin
5.  Membuat berbagai bentuk tiga dimensi menggunakan origami
6.  Menggunakan beberapa kata sesuai petunjuk guru

1.      Tugas individu membuat lipatan dari origami
2.      Bernyanyi Sayonara
3.      Berdo’a bersama
4.      Mengucap salam

b.    Langkah-langkah Perbaikan
1)   Guru mengajak anak-anak untuk membuat keterampilan melipat kertas berbentuk bintang, kemudian semua siswa mengikuti dan mengulang yang dicontohkan guru.
2)   Guru meminta anak mengulang-ulang membuat bentuk bintang dari kertas origami
3)   Guru meminta anak-anak satu persatu menunjukkan hasil karyanya melipat kertas bentuk bintang dengan menggunakan kertas origami.
4)   Anak-anak satu persatu secara bergantian menunjukkan/memperagakan cara membuat dan hasil karyanya.
              
c.    Tahap Pelaksanaan
a)      Informasi tentang prosedur kegiatan pengembangan prosedur umum kegiatan pengembangan
Kelolmpok           : A
Tema                    : Alam Semesta
Sub tema              : Melipat Kertas secara sederhana
Waktu                  : 30 April – 04 Mei  2012
1)      Kegiatan pembukaan ( 30 menit)
-          Berbaris di depan kelas
-          Guru mengabsen siswa
-          Masuk kelas sambil bersalaman
-          Berdo’a bersama
-          Bernyanyi bersama lagu “Burung Kakak Tua”
-          Bercerita tentang alam  pada saat malam hari
2)      Kegiatan inti ( 60 menit)
-          Membuat bentuk lingkaran  ukuran kecil dan besar dari kertas karton
-          Menggambar sesuka hati berbagai media di dalam bentuk lingkaran
-          Menjelaskan gambar yang dibuat
-          Membuat bentuk bintang menggunakan plastisin
-          Membuat berbagai bentuk tiga dimensi menggunakan origami
-          Menggunakan beberapa kata sesuai petunjuk guru
3)      Istirahat ( 30 menit)
-          Cuci tangan
-          Makan dan minum
-          Bermain bebas
4)      Penutup ( 30 menit)
-          Tugas individu membuat lipatan dari origami
-          Bernyanyi Sayonara
-          Berdo’a bersama
-          Mengucap salam

2.      Siklus II
a.       Rencana Tindakan Satu Siklus
Siklus              : Kedua
Kelompok       : A
Tema               : Alam Semesta
Sub tema         : Melipat Kertas secara sederhana
Waktu             : 07 - 11 Mei 2012
1)      Tujuan Perbaikan
Meningkatakan keterampilan melipat dengan menggunakan media origami melalui metode demonstrasi pada kelompok A RA Muslimat Pekalongan Kec. Tambak.
2)      Identifikasi Masalah
a)      Hasil belajar anak yang tidak sesuai dengan harapan guru, karena dari 20 anak hanya 10 siswa atau 50% yang mencapai nilai bintang tiga ke atas, yaitu yang mampu melipat kertas secara sederhana membentuk sesuai petunjuk guru.
b)      Strategi belajar yang digunakan guru harus bervariasi agar anak tidak jenuh dan bosan dalam pembelajaran keterampilan melipat kertas menggunakan media origami melalui metode demonstrasi.
c)      Meningkatkan siswa terhadap pembelajaran melipat masih kurang, sehingga guru harus memberikan bentuk – bentuk karya melipat dengan bentuk yang lebih variatif dan menimbulkan rasa ingin tahu.
3)      Analisis Masalah
Dari ketiga masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan diselesaikan adalah kurangnya kemampuan anak dalam melipat kertas secara sederhana dengan bentuk yang lebih komplit. Oleh karena itu guru akan menggunakan metode pemberian tugas dan demonstrasi melalui berbagai macam pengembangan motoik, salah satunya dengan media origami dan bimbingan secara intensif.
4)      Perumusan Masalah
a)    Bagaimanakah strategi metode demonstrasi pembelajaran keterampilan melipat dengan menggunakan media origami di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak kelompok A?
b)   Adakah peningkatan kemampuan melipat origami dengan menggunakan metode demosntrasi pada anak kelompok A RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak?
c)    Adakah perubahan minat belajar anak kelompok A di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak dalam pembelajaran keterampilan melipat origami?

v  Rencana Kegiatan 5 Hari pada Siklus II
SKH ke-
Pembukaan
Inti
Penutup
I
1.  Mengucapkan salam
2.  Berdo’a bersama
3.  Bernyanyi bersama lagu “layang-layang”
4.  Cerita bermain layang-layang
1.    Mewarnai gambar yang diberikan guru
2.    Menunjukkan benda yang memiliki ukuran sama
3.    Guru mendemonstrasikan cara membuat keterampilan melipat membentuk binatang
4.    Menirukan kata/kalimat yang didektikan guru

1.   Tugas individu membuat bentuk katak dari kertas origami
2.   Berdo’a bersama
3.   Bernyanyi good bye my friends
4.   Mengucap salam
II
1.  Mengucapkan salam
2.  Membaca do’a sebelum melaksanakan kegiatan
3.  Membaca do’a kedua orang tua, sebelum dan sesudah tidur
4.  Bernyanyi bersama lagu “selamat pagi”
1.    Menggambar  menggunakan crayon
2.    Menirukan suara binatang
3.    Melipat bentuk burung dengan kertas origami
4.    Mengelompokkan gambar dengan warna sama
5.    Menyebutkan hewan yang memiliki ciri-ciri sama
1.     Berdo’a bersama
2.     Bernyanyi good bye my friends
3.     Mengucap salam
III
1.    Berbaris di depan kelas
2.    Guru mengabsen siswa
3.    Masuk kelas sambil bersalaman
4.    Berdo’a bersama
5.    Bernyanyi bersama
6.    Memberikan apersepsi

1.    Melukis bebas dengan crayon
2.    Membuat bentuk boneka dari plastisin
3.    Menirukan kata yang diucapkan guru
4.    Mengelompokkan benda menurut bentuknya
5.    Melipat bentuk sesuai petunjuk guru
6.    Melipat bentuk kapal laut
1.      Membuat bentuk keterampilan melipat  dari origami
2.      Berdo’a bersama
3.      Bernyanyi “pulang sekolah”
4.      Mengucap salam
IV
1.    Mengucapkan salam
2.    Berdo’a bersama
3.    Bernyanyi bersama lagu “rukun islam”
4.    Melakukan  permainan sederhana
1.    Membuat bentuk lingkaran  ukuran kecil dan besar dari kertas karton
2.    Menggambar sesuka hati berbagai media Menjelaskan gambar yang dibuat
3.    Membuat keterampilan melipat kertas bentuk rangkaian bunga mawar
1.      Membentuk rangkaian bunga dari kertas origami
2.      Bernyanyi Sayonara
3.      Berdo’a bersama
4.      Mengucap salam
V
1.  Mengucapkan salam
2.  Berdo’a bersama
3.  Membaca do’a sehari-hari
4.  Melakukan  permainan
1.      Membuat bentuk lingkaran  ukuran kecil dan besar dari kertas karton
2.      Menggambar sesuka hati berbagai media di dalam bentuk lingkaran
3.      Menjelaskan gambar yang dibuat
4.      Membuat bentuk bintang menggunakan plastisin
5.      Membuat berbagai bentuk tiga dimensi menggunakan origami
6.      Menggunakan beberapa kata sesuai petunjuk guru
1.      Tugas individu membuat lipatan dari origami
2.      Bernyanyi Sayonara
3.      Berdo’a bersama
4.      Mengucap salam

b.      Langkah-langkah Perbaikan
1)   Guru dibantu pembimbing lain mendemonstrasikan cara membuat keterampilan melipat kertas yang berbentuk  tiga dimensi, siswa memperhatikan keterangan guru dan mengikuti cara melipat kertas sesuai petunjuk guru.
2)   Guru meminta anak-anak mempraktikkan cara membuat pesawat dengan menggunakan kertas origami secara bergantian.
3)   Anak-anak diminta membuat bentuk tiga dimensi misalnya katak secara bergantian.

c.       Pelaksanaan Siklus II
Informasi tentang prosedur kegiatan pengembangan prosedur umum kegiatan pengembangan
Kelolmpok           : A
Tema                    : Alam Semesta
Sub tema              : Melipat Kertas secara sederhana
Waktu                  : 07 - 04 Mei 2012
1)      Kegiatan pembukaan ( 30 menit)
-          Mengucapkan salam
-          Membaca do’a sebelum melaksanakan kegiatan
-          Membaca do’a kedua orang tua, sebelum dan sesudah tidur
-          Bernyanyi bersama lagu “selamat pagi”
2)      Kegiatan inti ( 60 menit)
-          Melukis bebas dengan crayon
-          Membuat bentuk boneka dari plastisin
-          Menirukan kata yang diucapkan guru
-          Mengelompokkan benda menurut bentuknya
-          Melipat bentuk sesuai petunjuk guru
-          Membuat berbagai bentuk tiga dimensi menggunakan origami
-          Melipat bentuk pesawat
3)      Istirahat( 30 menit)
-          Cuci tangan
-          Makan dan minum
-          Bermain bebas
4)      Penutup( 30 menit)
-          Tugas individu membuat bentuk katak dari kertas origami
-          Berdo’a bersama
-          Bernyanyi good bye my friends
-          Mengucap salam
b.      Instrumen Penelitian
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan beberapa analisa, antara lain :
a.       Lembar observasi
Lembar observasi guru digunakan untuk mengumpulkan data mengenai masalah yang muncul dalam praktek mengajar serta mengungkapkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain contoh lembar observasi seperti pada lampiran.
b.      Soal tugas individu
Tugas membuat karya melipat kertas dari bentuk yang sederhana hingga yang sulit  dengan menggunakan media kertas origami. Tugas  dikerjakan secara individu oleh siswa tugas digunakan untuk mendapatkan gambaran kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, tugas diadakan setiap akhir siklus. Dari hasil tugas  pada siklus satu dan dua  dapat ditarik kesimpulan ada tidaknya peningkatan kemampuan melipat kertas sedara sederhana melalui penggunaan media origami melalui metode demonstrasi yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh dari tugas siswa digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan klasikal maupun individual.
c.       Media yang digunakan sudah sesuai dan metode yang digunakan dalam pembelajaran sudah tepat.

3.      Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan tahap menganalisa, mensintesa, hasil dari catatan selama kegiatan proses pembelajaran menggunakan instrumen lembar pengamatan, dan tugas. Dalam refleksi melibatkan siswa, teman sejawat dan kepala sekolah.
Dari hasil pembelajaran melipat kertas secara sederhana dengan media origami melalui metode menghasilkan beberapa keuntungan:
a.       Dapat meningkatkan kemampuan siswa melipat kertas secara sederhana.
b.      Siswa merasa senang belajar melipat kertas secara sederhana menggunakan media origami melalui metode demonstrasi.
c.       Siswa merasa tidak bosan dan memiliki minat yang tinggi selama pembelajaran berlangsung.
d.      Siswa merasa senang, karena selama proses pembelajaran siswa ikut aktif melipat kertas dengan berbagai bentuk.
Selain memiliki beberapa kelebihan kegiatan pembelajaran menggunakan media origami juga memiliki kelemahan, yaitu jumlah kertas kurang dan kertasnya mudah robek. Demikian juga dengan metode demonstrasi memiliki kelemahan tidak bisa membimbing siswa secara inividual sehingga guru kurang mengetahui kelemahan siswa. Oleh karena itu metode demonstrasi membutuhkan dua orang pembimbing dengan tugas satu orang mendemonstrasikan di depan kelas dan yang lain membimbing dan ikut petunjuk guru yang di depan.


 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    Deskripsi per Siklus
Dalam penelitian ini terbagi atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terbagi atas bagian-bagian, yaitu  perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dan masing-masing bagian terbagi atas beberapa bagian lagi.
         I.            Siklus I
1.      Perencanaan
a.           Setting penelitian :
1) Hari/Tanggal    : Siklus 1 : 30 April – 04 Mei 2012
                               Siklus 2 : 07 Mei – 11 Mei 2012
2) Kelompok        : A
3) Tema                : Alam Semesta
3) Jumlah             : 20 Siswa,2 Observer, 1 Orang Dokumenter
4) Waktu              : 150 Menit
5) Lokasi              : Ruang Kelompok A

b.          Perangkat pembelajaran
1)        Satuan Kegiatan Harian (Terlampir)
2)        Lembar Observasi
3)        Alat pembelajaran (kertas origami  )
23
 
Dalam penelitian ini peneliti selain sebagai subjek penelitian juga sebagai objek penelitian, yang dibantu oleh guru lain. Dengan demikian objek penelitian selain peneliti sendiri juga terdapat guru lain. Oleh karena itu pemahaman konseptual sampai dengan persiapan-persiapan administrasi pengajaran harus tertata dengan baik. Adapun yang perlu dipahami dan disiapkan adalah penentuan tema yang harus diajarkan, kemudian pembuatan program mingguan, dilanjutkan dengan satuan kegiatan harian, setelah itu persiapan  atau sumber belajar yang dalam bagian  ini harus diperjelas tentang  yang digunakan, yakni “kertas origami  ”, sedangkan selanjutnya adalah persiapan instrumen observasi.

2.      Tindakan
Pelaksanaan tindakan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan yaitu terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini berjalan selama 30 menit. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti selama 60 menit berupa tindakan melakukan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari dengan kegiatan melipat kertas yang berhubungan dengan alam semesta. Proses pembelajaran mengedepankan prinsip pemberian kebebasan siswa untuk bereksplorasi dalam memunculkan ide sesuai dengan kegiatan yang dialami masing-masing.
Sesuai kegiatan, siswa diberi kesempatan untuk membuata keterampilan melipat kertas sesuai bentuk yang mereka inginkan.
Pada kegiatan penutup selama 30 menit, sebelum guru menutup kegiatan siswa diajak bernyanyi bersama dengan lagu bunyi hujan dan memberikan motivasi serta reward agar siswa semakin aktif berkegiatan dalam keseharian.
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Dalam pembelajaran ini selalu menggunakan  kertas origami   dengan gambar anak pandai melipat kertas  tentang pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

1.      Persiapan Tindakan
Sebelum pembelajaran, peneliti (guru) membuat rancangan pembelajaran  keterampilan melipat  dengan  mengunakan media gambar dan melaksanakan observasi dikelas untuk lebih mengenal karakter siswa sebelum melaksanakan akan  pengajaran keterampilan melipat  dengan menggunakan kertas origami melalui metode demonstrasi.
Guru sekaligus peneliti mempersiapkan seluruh perangkat pembelajaran dan media pembelajaran, mulai dari cara mendemonstrasikan melipat kertas hingga pembimbingan, serta persipan tugas yang akan diberikan kepada siswa dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan selama proses pembelajaran.

2.      Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan dilakukan secara klasifikal dan kelompok :
a.       Pada kegiatan awal pembelajaran guru memperlihatkan berbagai hasil keterampilan melipat kertas, untuk merangsang rasa ingin tahu anak dalam membuat karya melipat kertas.
b.      Guru mengajak siswa untuk mengamati benda-benda disekitar kelas dan guru menanyakan benda-benda atau makhluk yang dapat dibuat peraga dengan menggunakan kertas origami
c.       Guru meminta siswa untuk memperhatikan cara membuat bentuk bintang dari melipat kertas dengan cara ddidemonstrasikan.
d.      Setiap siswa diberi kesempatan untuk mencoba melipat kertas berbentuk bintang dengan bimbingan guru.
e.       Setiap siswa diberi tugas untuk membuat bentuk tiga dimensi menggunakan kertas origami.
f.       Guru mengamati hasil pekerjaan siswa dan menilainya.

3.      Observasi pada Siklus I
a.       Pada waktu siswa melihat guru membawa hasil karya dari keterampilan melipat, siswa sangat banyak yang berkomentar, “bu, kok bisa jadi seperti itu ya, gimana buatnya bu?”, bahkan ada yang maju kedepan untuk mengamati secara langsung.
b.      Waktu guru menanyakan “apakah kalin ingin membuat seperti ini?”, serentak siswa menjawab ”ya”
c.       Pada saat siswa diberi kertas origami dan diminta untuk memperhatikan keterangan guru tentang cara atau langkah-langkah membuat karya siswa mengikuti dengan cermat, tetapi masih kesulitan dalam membentuk karya karena belum terbiasa dengan keterampilan melipat kertas.
d.      Disaat guru mendemonstrasikan ulang cara membuat bentuk bintang, siswa masing banyak yang sibuk dengan pekerjaannya sendiri, kemudian guru mengarahkannya.
e.       Untuk tugas membuat bentuk selain bintang siswa diminta membuat bentuk tiga dimensi seperti kapal laut. Dan guru mengamati dan menilai hasil pekerjaan siswa.

4.      Analisis dan Refleksi Siklus I
a.       Pada waktu siswa melihat guru membawa hasil karya dari keterampilan melipat, siswa sangat banyak yang berkomentar, “bu, kok bisa jadi seperti itu ya, gimana buatnya bu?”, bahkan ada yang maju kedepan untuk mengamati secara langsung.
b.      Waktu guru menanyakan “apakah kalin ingin membuat seperti ini?”, serentak siswa menjawab ”ya”
c.       Masing-masing siswa diberi kertas origami dan mendemonstrasikan guru tentang cara atau langkah-langkah membuat karya siswa mengikuti dengan cermat, tetapi masih kesulitan dalam membentuk karya kemudian guru memimbing siswa secara satu persatu membuat karya dengan origami.
d.      Disaat guru mendemonstrasikan ulang cara membuat bentuk bintang, siswa masing banyak yang sibuk dengan pekerjaannya sendiri, kemudian guru mengarahkannya.
e.       Untuk tugas membuat bentuk selain bintang siswa diminta membuat bentuk tiga dimensi seperti kapal laut. Dan guru mengamati dan menilai hasil pekerjaan siswa, masih banyak hasil pekerjaan siswa yang kurang sempurna.
Dari pengamatan pada siklus 1 pembelajaran keterampilan melipat kertas jauh dari hasil sempurna atau tidak mencapai target pembelajaran yaitu rata-rata siswa harus mencapai minimal bintang tiga (*3). Untuk itu perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
      II.            Siklus II
Kegiatan pada siklus kedua merupakan tindak lanjut dari kegiatan pada siklus pertama dalam  kegiatan ini, guru mengingatkan kepada siswa tentang kegiatan yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya yaaitu permainan mencocokan kartu kata dengan gambarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan permainan secara kelompok, kesempatan tersebut mendapat respon yang baik dari siswa. Hal ini terlihat minat anak melakukan permainan ini secara kelompok dan siswa dengan mudah mencocokan kartu kata dengan gambar serta lancar dalam membaca kartu kata.
Hasil tindakan pada siklus kedua ini diperoleh suatu perubahan, ternyata siswa ada peningkatan kemampuan dalam membaca kartu kata dalam permainan kelompok ini.

5.      Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran keterampilan melipat  (PRA membaca) kelompok A RA Al Amin Sukaoneng Kecamatan Tambak dengan menggunakan media gambar dan kartu kata terlihat bahwa pengalaman belajar dengan permainan siswa menjadi termotivasi untuk berkembang dan berkreasi. Siswa cenderung lebih semangat belajar membaca melalui permainan mengunakan gambar dan kartu kata. Hal ini sejalan dengan metode sintesa (montessoni) permainan membaca dilakukan dengan mengunakan  bantuan  gambar pada setiap memperkenalkan huruf atau kata, misalnya a disertai gambar ayam, atau apel. Begitu juga memperkenalkan kata buku disertai gambar buku dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa.
Gambaran hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa diatas menunjukan bahwa sebenarnya siswa atau anak mempunyai kemampuan lebih dalam membaca dengan bantuan gambar. Guru diharapkan secara kreatif dan inovatif menggembangkan sendiri berbagai bentuk permainan membaca permulaan yang lebih menarik dan  menyenangkan anak.
B.     Pemberbahasa/melipat kertas dari setiap Siklus
     Agar memperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan kertas origami   dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan melipat kertas  anak TK kelompok A di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak, peneliti akan memaparkan gambaran tentang metode pembelajaran  melipat kertas  dengan  kertas origami , gambaran kemampuan melipat kertas   anak TK kelompok A, dan gambaran pembelajaran melipat kertas  dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan melipat kertas   anak. 

a)    Gambaran Metode Pembelajaran Melipat kertas  dengan   Kertas origami  
     Guru mengajar dengan memakai kertas origami   yang ditempel gambar anak yang sedang memakai payung dan jas hujan. Penempelan gambar tersebut dilakukan secara bergantian, mula-mula gambar yang ditempelkan adalah gambar anak yang memakai payung selanjutnya anak yang memakai jas hujan. Pada awal masuk ini guru hanya ingin menarik perhatian anak-anak agar kegiatan pembelajaran segera terkondisikan. Untuk menguji apakah anak-anak secara mayoriotas atau minoritas sudah bisa melipat kertas  pengalaman berkaitan dengan gambar yang ditempel tanpa bantuan orang lain, maka guru tanpa banyak komentar tentang bagaimana cara melipat kertas .  Akan tetapi guru secara langsung memerintahkan kepada anak agar berbicara berkaitan dengan itu. Selain itu guru juga memerintahkan agar anak melipat kertas  yang telah disiapkan dari rumah. Hasilnya dapat diketahui dari 20 anak yang bisa melipat kertas  hanya 2 anak. Cara tersebut tampaknya kurang berhasil, maka selanjutnya cara yang digunakan oleh guru agar siswa bisa melipat kertas  pengalaman mereka dengan cara memberikan gambar. Yaitu memanggil dua anak ke depan sebagai peragaan untuk mempraktikkan cara melipat kertas  sesuai gambar secara bergantian dengan bantuan seorang guru. Setelah itu seluruh anak dengan cara dikelompokkan melipat kertasnya pada teman-teman sekelompoknya. Dari 20 anak yang disuruh untuk melipat kertas  pengalaman yang terjadi 10 anak yang bisa melipat kertas . Cara mempraktikan melipat kertas  pengalaman yang terjadiini diulang-ulang sampai sdengan empat kali  dan hasi akhir menunjukkan dari 20 anak yang bisa melipat kertas  sambil menggunakan gambar.
22
 
     Penggunaan kertas origami   dipakai oleh guru sejak sebelum masuk ke dalam kelas, sehingga masuk ke kelas guru sudah dalam keadaan memakai kertas origami   dengan maksud sebagaimana yang telah disampaikan bagian awal agar menarik perhatian anak dan kegiatan belajar mengajar segera terkondisikan.
     Aktivitas  dan reaksi siswa dalam penggunaan peraga kertas origami   ini bermacam-macam. Ada yang melihat saja dari kejauhan sambil memperhatikan gerak-gerik gurunya, ada yang ingin melihat dari dekat sambil memperhatikan gambar secara seksama sambil berkomentar macam-macam, “O, gambar orang dan ini gambar hujan.” “Ini gambar siapa Bu?” “Bu, Bu, mengapa memakai ini kehujanan ya?”  “Mengapa Ibu memakai gambar ?” dan lain-lain.

b)    Gambaran Kemampuan melipat kertas   Anak TK Kelompok A
     Berdasarkan pengamatan anak kelompok A RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak  pada saat kegiatan belajar dapat dilihat dari 20 anak yang bisa melipat kertas  pengalaman yang terjadi tanpa bantuan sama sekali dari guru adalah dua anak kemampuan melipat kertas . Hal tersebut terjadi pada  pertemuan pertama. Sedangkan pada pertemuan berikutnya anak yang sudah bisa melipat kertas  10 anak. Pada pertemuan ketiga anak yang sudah bisa memakai melipat kertas  15 anak. Sedangkan untuk pertemuan keempat anak yang bisa melipat kertas  20 anak.

c)     Gambaran Metode  Pembelajaran Melipat kertas  dengan “Kertas origami  ” Dalam Meningkatkan Kemampuan melipat kertas   Anak
                        Penggunaan metode melipat kertas  dengan kertas origami   dalam meningkatkan kemampuan melipat kertas   anak dapat dilihat pada BAB IV bagian A dan bagian B  pada awalnya 20 anak kemampuan melipat kertas  masih harus dibantu oleh guru karena anak yang bisa hanya dua anak. Akan tetapi setelah menggunakan metode melipat kertas  dengan dibantu kertas origami   100 persen bisa mandiri.  Artinya dari 20 murid yang bisa melipat kertas  pengalaman masing-masing 20 murid.
Perkembangan keberhasilan metode melipat kertas  dengan penggunaan kertas origami   dari 20 murid RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak  yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:                                                  

No.

Pertemuan
Hasil yang Dicapai
Siswa yang bisa melipat kertas
Presentase Keberhasilan
1
Pertemuan I
2
10 %
2
Pertemuan II
10
50 %
3
Pertemuan III
15
75 %
4
Pertemuan IV
20
100 %


















BAB  V


 
KESIMPULAN DAN SARAN



A. KEIMPULAN

            Berdasarkan hasil berbahasa/melipat kertas n dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Metode pembelajaran melipat kertas  dengan  kertas origami   yang dilakukan di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan melipat kertas   anak adalah suatu pilihan yang tepat dan cermat.
2.      Kemampuan melipat kertas   anak kelompok A di RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak masih perlu ditingkatkan, karena tingkat kemampuan melipat kertas  pengalam mereka untuk melakukan sesuatu sehari-hari untuk kepentingan diri sendiri masih sangat rendah.
3.      Metode Pembelajaran Melipat kertas  dengan  kertas origami   dapat meningkatkan kemampuan melipat kertas   anak, hal ini dapat dilihat dari paparan data perkembangan dari  siklus I ke siklus berikutnya  yang terdapat perkembangan secara signifikan. Dapat dengan jelas dilihat dari kemampuan melipat kertas   anak yang semula hanya mencapai 10%. Dengan penggunaan metode tepat dan cermat akhirnya kemampuan anak melipat kertas  pengalaman berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berubah menjadi 100%.

B. SARAN

  1. 31
     
    Agar pembelajaran menjadi menarik seorang pengajar harus pandai-pandai memilih metode yang tepat dan cermat dalam setiap melaksanakan kegiatan belajar megajar, jangan hanya terpaku pada metode dan penggunaan  yang ada dalam buku, maka pada giliran selanjutnya adalah  siswa merasa bosan dan jenuh karena metode yang digunakan oleh guru monoton.
  2. Semoga RA Muslimat Pekalongan Kecamatan Tambak minimal bisa mempertahankan metode-metode yang cermat dan tepat dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajarannya  dan lebih baik lagi bila selalu berusaha dan belajar untuk meningkatkan keterampilan melipat  demi kebaikan bersama.
  3. Bagi orang tua, sebaiknya pembelajaran berserita terutama berbahasa dimulai dari lingkungan keluarga sehingga kemampuan anak dalam berbahasa lebih baik dan cepat.


DAFTAR PUSTAKA

Moleong, Lekxy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bantung: PT Remaja.
Moeslihatoen. 1995. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Dempartemen Kebudayaan.
Rachman, Arief. 2005. Memebntuk Anak Mandiri, Bermotivasi tinggi, dan Percaya Diri. Jakarta: Nikita.
Sadiman, Arif S, dkk. 2007. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Saleh, Chasman. 1988. Pedoman Guru Bidang Pengembangan keterampilan melipat   di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru Algensindo
Sudjana, Nana. 1997. Tuntunan Penyusunan  Karya Ilmiah (Makalah – Skripsi – Tesis – disertasi) Jakarta: Sinar Baru Algensindo.
Surahmad, Winarno. 1994 . Dasar dan Teknik Reasearh. Bandung: Tarsita
Tim. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tim. 1996. Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan. Dan Kebudayaan.
Tim. 1997. Metode Khusus Pengembasngan Keterampilan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan  dan Kebudayaan
Tim. 1997. Mendidik Kusus Pengembangan Daya Pikir di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1977. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Wardhani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit UT





FOTO-FOTO KEGIATAN





























Aktivitas Guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan

Siklus I

FOTO-FOTO KEGIATAN






























Aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan

Siklus II
DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Siklus 1


No.


Nama Anak
Jenis Kegiatan

Keterangan
Kemampuan Melipat kertas origami
1
2
3
4
1
Ahmad Zainullah





2
Aldy Hakim Purnama





3
Amirul Akram





4
Amirul Firdaus





5
Andi Saifuddin





6
Anisah





7
Badrus Zaini





8
Dimas Andrian





9
Fathurrahman





10
Fatimatus Zahra





11
Fajrul Falah





12
Irfan Rifki





13
Manisah





14
Moh. Ghalib





15
Moh. Nazril Afrozi





16
Rohul Ajib Dinaka





17
Siti Nur Laila





18
Syafiqatul Ummah





19
Syakira Nail Faikah





20
Zaidul Khair






Kreteria Nilai:                                                                 Tambak,  30 April  2012
1 : belum mampu                                                                   Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru                                      FARIDAH YUSUF
                                                                                               NIM. 816 325 623


DATA OBSERVASI
PENILAIAN MINAT SISWA
Siklus 1


No.


Nama Anak
Jenis Kegiatan

Keterangan
Minat Pembelajaran Melipat
1
2
3
4
1
Ahmad Zainullah





2
Aldy Hakim Purnama





3
Amirul Akram





4
Amirul Firdaus





5
Andi Saifuddin





6
Anisah





7
Badrus Zaini





8
Dimas Andrian





9
Fathurrahman





10
Fatimatus Zahra





11
Fajrul Falah





12
Irfan Rifki





13
Manisah





14
Moh. Ghalib





15
Moh. Nazril Afrozi





16
Rohul Ajib Dinaka





17
Siti Nur Laila





18
Syafiqatul Ummah





19
Syakira Nail Faikah





20
Zaidul Khair






Kreteria Nilai:                                                                 Tambak,  30 April  2012
1 :bintang 1Guru Kelompok A
2 :bintang 2
3 :bintang 3
4 :bintanng empat                                                               FARIDAH YUSUF
                                                                                            NIM. 816 325 623


DATA OBSERVASI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Siklus 2


No.


Nama Anak
Jenis Kegiatan

Keterangan
Kemampuan Melipat kertas origami
1
2
3
4
1
Ahmad Zainullah





2
Aldy Hakim Purnama





3
Amirul Akram





4
Amirul Firdaus





5
Andi Saifuddin





6
Anisah





7
Badrus Zaini





8
Dimas Andrian





9
Fathurrahman





10
Fatimatus Zahra





11
Fajrul Falah





12
Irfan Rifki





13
Manisah





14
Moh. Ghalib





15
Moh. Nazril Afrozi





16
Rohul Ajib Dinaka





17
Siti Nur Laila





18
Syafiqatul Ummah





19
Syakira Nail Faikah





20
Zaidul Khair






Kreteria Nilai:                                                                 Tambak,  11 Mei  2012
1 : belum mampu                                                                   Guru Kelompok A
2 : mampu dengan bantuan
3 : mampu tanpa bantuan
4 : mampu melebihi program guru                                      FARIDAH YUSUF
                                                                                               NIM. 816 325 623


DATA OBSERVASI
PENILAIAN MINAT SISWA
Siklus 2


No.


Nama Anak
Jenis Kegiatan

Keterangan
Minat Pembelajaran Melipat
1
2
3
4
1
Ahmad Zainullah





2
Aldy Hakim Purnama





3
Amirul Akram





4
Amirul Firdaus





5
Andi Saifuddin





6
Anisah





7
Badrus Zaini





8
Dimas Andrian





9
Fathurrahman





10
Fatimatus Zahra





11
Fajrul Falah





12
Irfan Rifki





13
Manisah





14
Moh. Ghalib





15
Moh. Nazril Afrozi





16
Rohul Ajib Dinaka





17
Siti Nur Laila





18
Syafiqatul Ummah





19
Syakira Nail Faikah





20
Zaidul Khair






Kreteria Nilai:                                                                 Tambak,  11 Mei  2012
1 :bintang 1Guru Kelompok A
2 :bintang 2
3 :bintang 3
4 :bintanng empat                                                               FARIDAH YUSUF
                                                                                            NIM. 816 325 623